FOKUSKATANEWS.COM.KOLAKA-Sejak menjadi Rektor PTN, dan kemudian mencoba mengelola usaha real estate, kecil2lan melalui, koperasi karyawan kampus, saya sedikit memahami, kenapa pekerjaan proyek itu diperebutkan, kemudian berimpas pada perebutan kursi yg berhak mengatur proyek itu, semakin hari makin bergairah.
Rupanya memang amatlah wajar dikejar. Perencanaan yang dipatok standar harga berlaku. Misal saja batu gunung satu kubik dinlai Rp. 200 ribu. Sementara masyarakat umum standarnya dihitung satu ret mobil harga umum Rp. 600 ribu. Karena kontrak partai besar maka penjual batu, kasi Rp. 500 ribu. Maka untung pertama sudah Rp.100ribu/ret. Kali berapa ret. Lalu pasir, dll. Bahan toko juga rupanya bila partai besar, akan dikasi diskon. Tidak usah pake manipulasi besi full dengan besi kurus.
Dari selisih bahan saja sudah untung belum lagi keuntungan yang memang katanya dan biasanya, sudah diperhitungkan perencana. infonya rata2 10% dari nilai projek. Upah tukang juga, kalau proyek banyak bisa dinego. Jadi tdk usah manipulatif itu untung. Kerja proyek Rp. 5M. Untung 5% saja sudah Rp. 250jt. Kerja rata2 4 sampai 5 bulan. Tarohlah 7 bulan. Maka gaji sang kontraktor sudah diatas Rp. 30jt/bulan. Ini perhitungan normal standar, bukan kongkalikong. Bagaimana kalau untung 10%. Bagaimana kalau proyeknya banyak, ya mikir sendirilah.
Jadi jgn heran PNS itu, ya susah kaya. Karena gajinya sudah dipatok, cukup utk hidup normal dan standar jgn lebih, kalau lebih pilihannya utang, harus kerja tambahan, kalau tidak ya kerjasama dalam pekerjaan, utamnya yg mengelola anggaran proyek. Bahasa kasarnya korupsi. Kasian juga memang PNS itu, sekola lama, tinggi2 masa kerja lama, urus perencanaan proyek, urus anggaran, hasilnya ya jgn lebih dari gaji dan honor. Menerima pemberian kontraktor itu namanya korupsi.
Masuk kita keperencanaan koruptif. Sedikit pengalaman membangun kompleks perumahan. Rupanya ada proyek2 yg dikatakan daging. Ada juga proyek kurus. Proyek fisik seperti gambaran diatas, bangun kantor dan gedung, adalah kategori kurus. Yg gemuk itu, parit, selokan, timbunan, pengerasan jalan, pembukaan jalan baru, pelebaran jalan. sebelum pengaspalan. Itu dagingnya. Logika kasarnya hitung saja. Umpama pembukaan jalan baru 1km. Dianggarkan misal Rp.250jt, alat berat yg digunakan, sewa perhari misal Rp. 7jt. Berapa hari alat berat disewah utk membuka jalan itu? Ya sejumlah itulah nilai pokok pekerjaan. Sisanya bayar pajak kira2 10-15%.
Berarti kalau satu hari alat berat hanya mampu jalan 50 meter, dibutuhkan waktu 20 hari dikali Rp.7jt. Berarti modal pokok pekerjaan Rp. 140jt. Sisa Rp. 110jt. Kurangi pajak taruhlah Rp. 20jt. Masi ada Rp. 90Jt. Kerja maksimal sebulan. Hebat bukan. Belum lagi kalau nilainya lebih dari itu, plus lahanya hanya belukar tanah berbatu memang. Tambah gampang kerjanya bukan, tapi untungnya gede2an.
Setelah itu bikin lagi proyek perkerasan. Bahanya adalah sirtu, plus alat berat. Hitunglah sekilo meter, berapa anggarannya, kemudian perkirakan, alat berapa unit, plus upah harian alat berat itu. Maka itulah keuntungannya. Banyak kan untungnya. Plus kalau lahannya memang batu bertanah, maka tambah tinggi lagi kan untungnya. Masi ada lagi, pelebaran jalan, lalu pengerasan lagi. Baru setelah itu proyek aspalnya. Hebat kan kali2nya. Cerdas, karena sy kontraktor perumahan pribadi juga, he..he…
Selokan juga begitu, hitung batunya berapa, pasirnya, airnya, tukangnya, semenya, upah kerja berapa orang tukang dan buruh. Lihat anggarannya. Jadi deh. Jadi jangan tanya lagi kenapa kalau ada beberapa kepala, hobinya bikin begitu. Ya karena begitu tadi. Bangun gedung itu tipis untungnya bro. Lihatlah dana Desa dan kota/kab, anda. Kalau hobinya begitu, berarti sang kepala faham hitungan daging dan tulang. Lalu lihatlah porsi APBD/Apdes dilingkungan anda. Jadi bengong kan. Berapa tahun menjabat, tuh bos besar, anggaran proyek ratusan juta kalau APDES dan ratusan miliar kalau APBD Kab/kota. Yang dikerja apa saja. Bangunan kadang baru setahun mulai rapuh. Jalanan setahun diaspal sudah terkelupas, karena apa tu?, karena, pintar mencari untung.
Jadi pertama, lihat berapa proyek fisik tahunannya, lalu lihat apa sih hasilnya yg nampak, kalau modelnya banyak seperti perencanaan utk proyek diatas, maka pak kepala pastinya gaya dan agak ponggah. Kenapa? Karena banyak cadangan persembunyian. Tapi dia takut sekali kalau diperiksa, apalagi kalau yg periksa kabarnya mirip Almarhum Baharudin lopa dan Jendral Hoegeng almarhum, pasti dia pucat pasi, lalu hakimnya sama pak Artijo Alkautsar, udah kayak mau mati saja itu. Tapi kalau temannya dia cuek saja. Atau kalau kebanyakan stok, masa bodoh dia, pasang saja style cuek.
Lalu tipe kepala begitu, jangan harap ada diskusi terbuka. Pasti ngeles bawaannya. Kalau perlu buat alasan macam2. Suruh staf tehnis jawab, dia cukup menghindar lari saja. Atau kalau terpaksa ketemu, bawaannya marah, ancam, atau kamu dipanggil dikasi amplop atau dijanji pekerjaan. Di wilayah seperti itu teror dan pembunuhan karatekter pada orang yg mau meluruskan biasa terjadi.
Lalu jgn heran, dia akan dikelilingi konco yang siap menekan, mengintimidasi, atau membuliymu. Kalau begitu tak usah bingung, lihat saja, dia yg suka muji, belain, dan pasang badan itu, pasti dapat sesuatu dari si kepala tadi. Itu namanya berjamaah. Lain halnya kalau yg banyak membela itu, org yg tdk ada sangkut pautnya dgn posisi sikepala tadi, itu bisa jadi sikepala, memang org baik, atau sipembelah memang org yg bergiat dibidang keadilan, atau org yg hatinya masi hidup.
Kasian rakyat, ndak juga bro. Karena rakyat miskin itu, susah ekonomi, maka saat coblosan adalah liburan kerja mereka, dapat serangan fajar sepeser, bagi dia cukup buat hidup sehari dua, ya lumayan. Tapi bagi si kepala itu dihitung biayanya banyak sekali. Darimana pulangnya ya dari seperti diatas.
Fahamkan, kenapa org berebut dan mati2an mempertahankan yg namanya kepala. Ya itu dia alasannya. Org dekat kepala juga begitu. Jadi sudah faham salah satu tipe, model perencanaan kebijakan pembangunan koruptif, ya salah satunya begitu. Jadi jangan bingung, atau anda lebih faham. Bisa jadi tergantung jam terbang. He..he…
Tapi hati2, nanti anda dimasukan lingkaran setan, sistem kongkalingkong. Karena yg begitu kadang melingkar, hati2, kamu terlilit kawan. Kecuali kalau siap jadi pejuang kebenaran. Salah satu ciri mrk, yg tergabung dalam sistem model begitu dan utamanya sumbunya masi aktif, pastinya akan mengumpat tulisan ini, he…he..he..
Jadi anak2ku mahasiwa dan adik2ku alumni, atau yang kuliah dimana saja, janganlah bercita-cita jadi pekerja., Baik pekerja kantor pemerintah, atau pekerja dikantor usaha orang lain. Bangunlah usaha sendiri. Susah memang diawal, tapi yakinkan diri anda, bahwa kamu sedang membangun kerajaanmu sendiri. Ah, teori, susah pak ndak ada modal. Makanya banyak baca.
Baca tuh biografi org2 sukses, rata2 mereka merangkak dari bawa. Dia bisa, kenapa sy tdk bisa. Bukankah hidup adalah perjuangan, perjuangan menggapai angan. Tancapkan tonggak anganmu, berjalanlah kesana, walau dengan merangkak, Jangan mau jadi pekerja orang lain. Jadilah awalnya pekerja bagi diri sendiri dan akhirnya kamu akan memperkerjakan orang2 berpendidikan tinggi, yang pemalas dalam berpikir dan takut kotor dan capek fisiknya.
Penulis : Dr. Azhari,S.STP.,M.Si.
RektorĀ Universitas Sembilanbelas November Kolaka.
Komentar