oleh

Ka. SPNF SKB Kolaka, Fidyal Ompo Memanggil Penegak dan Pandega Bergabung di Saka Widya Budaya Bakti   

-BERITA-2,295 views

FOKUSKATANEWS.COM-KOLAKA-Masih kurang optimalnya kegiatan di Satuan Karya Gerakan Pramuka Widya Budaya Bakti (Saka WBB) membuat Kepala Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar (Ka. SPNF SKB) Kolaka, Fidyal Ompo memanggil para anggota Pramuka Penegak dan Pandega di Kabupaten Kolaka untuk bergabung dan menimbah ilmu di Saka yang berpangkalan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kolaka itu.

Ajakan Ka. SPNF SKB Kolaka yang juga merupakan salah satu unsur pimpinan di Saka tersebut memang beralasan, sebab sejak dikukuhkannya oleh Bupati Kolaka medio 2015 lalu, perjalanan kegiatan saka ini belum seperti yang diharapkan.

“Sebagaimana diketahui, selama ini kegiatan Saka Widya Budaya Bakti masih kurang optimal. Hal ini disebabkan lantaran masih minimnya minat para anggota pramuka penegak dan pandega yang berasal dari gugus depan untuk bergabung di Saka ini. Makanya kami mulai membuka kesempatan bagi para pramuka putra-putri penegak dan pandega untuk bergabung dan mendaftarkan diri di Saka Widya Budaya Bakti. Insya Allah akan banyak ilmu pengetahuan dan skill yang diperoleh jika bergabung di Saka ini,” terang Ka. SPNF SKB Kolaka, Fidyal Ompo.

Saka Widya Budaya Bakti lanjut Fidyal adalah wadah kegiatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal, seni dan film, tradisi, sejarah, nilai budaya, cagar budaya dan museum yang dapat diterapkan pada diri, keluarga, lingkungan dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

“Ada banyak keuntungan yang diperoleh jika bergabung dan aktif di Saka Widya Budaya Bakti ini antara lain mampu berperan serta secara aktif dalam mendukung kegiatan Pendidikan dan Kebudayaan di lingkungannya, mampu menyebarluaskan kepada masyarakat tentang informasi dan pengetahuan mengenai Pendidikan dan Kebudayaan serta memberikan latihan dan peran serta dalam mendukung kegiatan Pendidikan dan Kebudayaan kepada para pramuka di gugus depan. Selain itu Saka Widya Budaya Bakti merupakan sarana dan wahana guna memupuk, mengembangkan, membina dan mengarahkan minat dan bakat generasi muda melalui Krida Pendidikan Masyarakat, Krida Anak Usia Dini, Krida Pendidikan Kecakapan Hidup, Krida Bina Sejarah, Krida Bina Seni dan Film, Krida Bina Nilai Budaya, dan Krida Bina Cagar Budaya dan Museum. Dan untuk menunjang kegiatan krida krida tersebut, di SPNF SKB ini semua alat penunjangnya sudah tersedia,” ungkap Fidyal.

Untuk diketahui Saka Widya Budaya Bakti memiliki tujuh Krida yakni 1. Krida Pendidikan Masyarakat, yang berisi materi pokok berupa keterampilan dalam teknik keaksaraan. Krida ini memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam teknik pengajaran keaksaraan kepada anggota Gerakan Pramuka, sehingga dapat dijadikan bekal untuk menjadi sumber belajar/tutor dan penyelenggara/pengelola dalam penyelenggaraan dan pelestarian program pendidikan keaksaraan dan kelompok belajar masyarakat. 2. Krida Anak Usia Dini berisi materi pokok berupa keterampilan dalam menyiagakan dan menggalang kelompok sasaran program pendidikan anak usia dini. Krida Anak Usia Dini memberikan bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menyiagakan dan menggalang kelompok sasaran program PAUD sehingga menjadi pendidik, motivator, dan penyelenggara program pendidikan. 3. Krida Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskill) berisi materi pokok berupa keterampilan fungsional sebagai bekal hidup mandiri. Krida Pendidikan Kecakapan Hidup memberikan bekal berbagai macam kecakapan hidup, khususnya dalam bentuk keterampilan fungsional sebagai bekal hidup mandiri, sehingga menjadi nara sumber teknis dan penyelenggara/pengelola dalam program pendidikan. 4. Krida Bina Sejarah berisi materi pokok berupa keterampilan menjadi nara sumber teknis, pengaman, pemelihara, dan jasa wisata sejarah. Krida Bina Sejarah memberikan bekal hidup mandiri dalam bidang pemeliharaan, pengamanan, dan pembinaan cagar budaya, museum, dan sejarah bangsa sehingga dapat dijadikan bekal untuk menjadi nara sumber teknis, pengaman, pemelihara, dan jasa wisata sejarah. 5. Krida Bina Seni dan Film berisi materi pokok berupa keterampilan menjadi pegiat, pekerja, dan pengabdi seni dan film sesuai bidang masing-masing Krida Bina Seni dan Film memberikan bekal hidup mandiri dalam bidang kesenian (kriya, tari, musik, rupa, teater, lagu, film) sehingga dapat menjadi pegiat, pekerja, dan pengabdi kesenian sesuai bidang seni masing-masing. yang ke 6. Krida Bina Nilai Budaya berisi materi pokok berupa keterampilan dalam bidang permainan tradisional, cerita rakyat, makanan tradisional, tradisi musyawarah. Krida Bina Nilai Budaya memberikan bekal hidup mandiri dalam bidang nilai budaya, sehingga menjadi narasumber tradisi dan kepercayaan, pelestari, pencipta, dan pengelola nilai budaya (tradisi dan kepercayaan). Serta yang ke 7. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum, berisi materi pokok dalam bidang pelestari cagar budaya dan museum. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum memberikan bekal hidup mandiri dalam bidang nilai budaya, sehingga menjadi penggiat pemeliharaan peninggalan sejarah cagar budaya dan museum. (HL).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *