FOKUSKATANEWS.COM.KOLAKA-
Di sebuah rumah sederhana di jalan poros Kolaka–Pomalaa, senyum Syaripuddin (54) menyambut dengan hangat. Pria yang sehari-hari bergelut dalam usaha pertukangan kayu ini telah menemukan kembali terang dalam hidupnya, setelah bertahun-tahun dibayangi oleh katarak.
Sejak tahun 2018, penglihatan Syaripuddin terus memburuk, meredupkan produktivitas dan harapan.
“Penyakit ini membuat saya tidak bisa lagi bekerja dengan baik. Penghasilan pun menurun drastis,” ujarnya.
Namun, titik balik datang pada Desember 2024. Melalui program Environment Social and Governance (ESG) dari PT Vale Indonesia IGP Pomalaa, Syaripuddin menjadi satu dari 20 warga yang mendapat layanan operasi katarak gratis di Klinik Mata Kolaka. Tak hanya operasi, ia juga menerima konsultasi dan pemeriksaan lanjutan selama tujuh bulan semuanya tanpa biaya.
Kini, ia kembali melihat dengan jelas. Bahkan tulisan kecil seperti “14 Kliwon” di kalender Jawa bisa terbaca dari jarak dua meter.
“Saya sangat bersyukur. Seperti mendapat hidup kedua kali,” ungkapnya penuh haru.
Program bakti sosial ini menyasar lima kecamatan di Kolaka dan bertujuan membuka akses layanan kesehatan mata bagi masyarakat kurang mampu. Dengan lebih dari 250.000 kasus katarak per tahun di Indonesiadan hanya 180.000 yang tertanganiinisiatif ini menjadi angin segar bagi daerah-daerah yang minim fasilitas medis.
Tak hanya berdampak pada kesehatan, operasi katarak juga membawa manfaat sosial dan ekonomi. Syaripuddin kini kembali beraktivitas, produktivitas meningkat, dan beban ekonomi keluarga pun berkurang.
Head of Project IGP Pomalaa PT Vale Indonesia Tbk, Mohammad Rifai mengatakan, kegiatan ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) PT Vale, khususnya poin ketiga Good Health and Well-being.
Ia mengungkapkan, selain operasi katarak gratis, para penerima manfaat juga akan mendapatkan layanan lanjutan, termasuk kontrol pascaoperasi dan obat-obatan yang dibutuhkan hingga pemulihan tuntas.
“Program ini komitmen PT Vale dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan adalah bagian dari budaya perusahaan, bukan sekadar inisiatif,” ujarnya.
Dia menjelaskan, operasi katarak ini dirancang secara komprehensif, mulai dari skrining awal, pemeriksaan pra-operasi, hingga perawatan pasca-operasi. Pendampingan intensif juga diberikan kepada pasien hingga dinyatakan sembuh.
“Kebutaan akibat katarak dapat diatasi dengan operasi sederhana, namun akses terhadap layanan ini masih terbatas bagi sebagian masyarakat. Program ini bertujuan agar penderita katarak dapat kembali melihat, hidup produktif, dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.(***)










Komentar