FOKUSKATANEWS.COM.KOLAKA-Pemerintah daerah Kabupaten Kolaka melalui Dinas kesehatan Kabupaten Kolaka, menggelar Review kinerja stunting (Aksi 8) yang dirangkaikan dengan Sosialisasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Strakom ) Tingkat Kabupaten Kolaka, berlangsung di hotel Sutan Raja Kolaka, Rabu (22/12/2021).
Dalam kegiatan tersebut sekretaris daerah Kolaka Drs.H. Poitu Murtopo, M.Si membuka secara langsung acara pertemuan review kinerja stunting aksi 8. dan turut hadir pada kegiatan ini Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Drs H. Muh. Bakri, SH., MH yang juga sebagai narasumber, Kepala Dinas Kesehatan Drs. Harun Masirri, Apt., M.Kes. serta Kepala OPD terkait.
Dalam laporan ketua panitia yang disampaikan oleh Ruhaeda, SKM.,MPH, menyampaikan bahwa pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Kolaka adalah keberhasilan aksi intervensi stunting, dan tidak hanya di lihat dari penurunan angka melalui publikasi melainkan keseluruhan aksi konvergensi (1 – 8) yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
“Kita lihat dari penurunan angka melalui publikasi melainkan keseluruhan aksi konvergensi (1-8) yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,”katanya
Ruhaeda menjelaskan tujuan dari kegiatan stunting ini guna untuk mendapatkan informasi capaian kinerja program, kinerja dan Kegiatan, mendapatkan informasi tentang kemajuan pelaksanaan rencana kegiatan, pencegahan stunting yang telah di sepakati pada rembuk stunting, serta juga untuk mengidentifikasi pembelajaran dan merumuskan masukan perbaikan sebagai umpan balik untuk perencanaan dan penganggaran.
“Pencegahan stunting yang telah di sepakati pada rembuk stunting, untuk mengidentifikasi pembelajaran dan merumuskan masukan perbaikan sebagai umpan balik untuk perencanaan dan penganggaran,”jelasnya
Sementara itu dalam sambutan yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kolaka, Poitu Murtopo bahwa pelaksanaan intervensi gisi dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi membutuhkan pendekatan program dan pelaku lintas sektor agar kegiatan intervensi gizi dapat di gunakan oleh keluarga sasaran terutama bagi sasaran rumah tangga 1000 HPK.
“Pelaksanaan intervensi gisi dalam pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi yang dibutuhkan pendekatan program dan pelaku lintas sektor agar kegiatan intervensi gizi dapat di gunakan oleh keluarga,”katanya
Lebih lanjut kata dia terlepas dari penilaian kinerja dan target prevalensi stunting sebesar 14% yang akan dicapai kedepan yang paling utama agar masyarakat tidak lagi menjadi penerima layanan intervensi, akan tetapi menjadi masyarakat yang dapat membangun keluarga mandiri terhadap kesehatan dan pemenuhan gizi lingkungan sehat, yang mana keluarga mandiri adalah keluarga yang mengenal ,mencegah dan mengatasi masalah kesehatan dan gizi setiap anggotanya.
“Saya mengajak kepada seluruh SKPD agar mengintervensi kegiatan stunting ini, dan diharapkan dengan masukan data dari setiap SKPD kita dapat melakukan perbaikan-perbaikan,”ungkap Poitu Murtopo (fkn).
Komentar