FOKUSKATANEWS.COM.KOLAKA- Di tengah tantangan global akan kebutuhan pangan berkelanjutan, program padi organik yang diinisiasi oleh PT Vale Indonesia di Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, terus menunjukkan perkembangan positif.
Inisiatif ini tidak hanya mengedepankan praktik pertanian ramah lingkungan, tetapi juga memberdayakan petani lokal melalui pendekatan gotong royong dan kemandirian produksi.
Program padi organik Vale dimulai beberapa tahun lalu dengan hanya 15 petani di Baula. Kini, setelah melalui berbagai ujian, lahan organik mereka telah mencapai hampir 5 hektar pada panen terakhir di tahun 2025.
Salah satu petani Indah Susanti mengatakan, di awal perjalanan, pemasaran beras organik sempat menjadi tantangan karena harganya yang lebih tinggi dibandingkan beras konvensional. Namun, berkat promosi melalui berbagai pameran dan konsistensi kualitas, permintaan kini terus meningkat. “Awalnya susah, tapi sekarang pembeli sudah banyak,” kata salah satu petani Indah, Rabu (2/7/2025)
Ia mengungkapkan, salah satu keunggulan pertanian organik adalah efisiensi biaya produksi. Petani di Baula membuat sendiri pupuk kompos dan pestisida alami, sehingga biaya produksi jauh lebih rendah dibandingkan pertanian kimia.
“Biaya pupuk organik hanya sekitar Rp1 juta per hektar (menggunakan 100 karung kohe kambing). Total biaya produksi per hektar sekita Rp 4 juta, jauh lebih murah dibandingkan pertanian non-organik yang bisa mencapai Rp8 juta. Kami memanfaatkan apa yang ada di alam, dikembalikan lagi ke alam,” ungkapnya.
Indah menambahkan, meski sudah banyak kemajuan, para petani masih semangat gotong royong dan inovasi berkelanjutan, dan dapat memperkuat ekosistem pertanian organik di Baula.
“Dengan semangat gotong royong dan inovasi berkelanjutan, program Vale ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga menjadi contoh nyata pertanian hijau yang menguntungkan,” tandasnya.(***).
Komentar